SAMPANG-LACAKPOS.CO.ID – Beberapa waktu lalu Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi didampingi Unsur Forkopimda, Tokoh Agama Tokoh Masyarakat meresmikan Jalan Lingkar SelatanĀ (JLS) Madura dan sekaligus pemberian nama jalan, yakni Jalan Halim Perdana Kusuma (HPK), Selasa, (31/01/2023)
Pembangunan JLS sebagai salah satu terobosan untuk mengurangi kemacetan, meminimalisir kerusakan akses jalan trans nasional dalam kota sampang dan untuk perkembangan kawasan kota ke depan.
Namun, salah satu ekses dari jalan baru tersebut terjadi fenomena yang selama ini belum dapat diselesaikan oleh beberapa stakeholder yang bertanggung jawab, adanya balap liar yang dirasa mengganggu pengguna jalan lain maupun mengganggu ketenangan warga masyarakat sekitar JLS.
Sebut saja Syamsul, warga jalan keramat 1 kelurahan karang dalam kecamatan sampang ini merasakan terganggu setiap menjelang sore.
Kata dia, seakan menjadi rutinitas pada setiap jelang sore, anak-anak usia remaja dengan knalpot brong, kadang melewati jalan keramat 1 ada juga yang lewat keramat 2 menuju akses jalan HPK.
Dirinya berharap, ada langkah tegas dan terukur khususnya dari Satlantas Polres Sampang agar membuat efek jera bagi para pelaku Balap Liar (Bali).
“Sudah saatnya terutama dari Satlantas Polres Sampang selaku eksekutor penegakan hukum lalu lintas dan angkutan jalan segera action, jadi tidak cukup langkah persuasif yang selama ini dilakukan”, ungkap syamsul saat menemui Lacakpos di Gardu Keramat.
Kapolres Sampang via Kasat lantas Polres Sampang, AKP Tutud Yudho Prastyawan, SH saat dihubungi via telepon belum dapat memberikan respons atas keluhan masyarakat dengan maraknya Bali di area JLS, karena ada giat di luar kota dan mendelegasikan ke KBO Lantas, IPTU Syafriyanto, SH
Kamis, (02/01/2023).
Pak Syafri, memastikan bahwa setelah jalan ini resmi dibuka untuk akses publik, maka kami dan jajaran tidak ada pilihan lagi, jika masih dijumpai Bali di area JLSM maka akan kami sikat.
Pihaknya selama ini bersama Polsek Jajaran tidak kurang rasanya melakukan langkah persuasif, namun jika masih ada Bali, maka langkah tegas, terukur dan normatif yang akan dilakukan.
Dirinya juga berharap kerja sama semua elemen masyarakat terutama para orang tua untuk membantu dan memberikan pengertian kepada anak-anaknya tentang resiko melakukan Bali di jalan.(Abd)