HALUT – LACAKPOS.CO.ID – Terkait Demo 19 OKP kepada PT NHM , Afrida Erna Ngato selaku Dewan Nasional Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Damanas ) region kepulauan Maluku -Maluku Utara angkat bicara.
” Bahwa saya tidak tau ada demo dan saya pun belum kenal fengan adik-adik mahasiswa ini , cuman pada saat siang itu saya bersiap untuk pergi ke kebun karna cuaca saya langsung balik ke rumah,” ucapnya, Kamis (06/02/2025).
“Karena dalam persiapan mau berangkat ternyata saya melihat di tiktok mengenai aksi yang di cegat oleh komplotan-komplotan yang menamakan diri lembaga adat yang tidak pernah mengurus adat sama sekali dan tidak pernah mengurus adat maupun hukum- hukum adat, baik bahasa dan budaya maupun hak hak masyarakat adat dan semua yang berkaitan dengan wilayah adat itu tidak pernah di urus oleh komplotan komplotan itu, tetapi serta ada demo di perusahaan PT. NHM, komplotan komplotan itu menghalangi mengatasnamakan sebagai lembaga adat,” ucapnya.
Ibu Afrida juga memberikan keterangan bahwa ketika melihat di medsos ada penghadangan terhadap mahasiswa dan mahasiswa juga terancam dirinya meminta restu kepada suaminya, terlepas dari dia TUBOL MALAOK atau kepala suku pagu dirinya adalah pengurus besar atau pengurus pusat dewan nasiaonal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara atau AMAN.
Dia juga bilang yang datang demo itu adalah anak – anak adat dari Halmahera Utara, ada dari Tobelo, Boeng, Galela dan lain lain, oleh karena itu dia berkewajiban bertanggung jawab merasa senasib dan sepenambungan untuk melindungi anak anak yang tergabung dalam organisasi organisasi kemahasiswaan itu ada GMKI, GMNI dan lain lain.
” Jadi ketika sampai di Kali Jodo anak – anak ini sudah di pukul mundur dan mobil dan spiker mereka pun di suruh pulang, lalu saya membawa ke rumah dan kemudian dari sana mereka mengatur strategi, kemudian saya lagi tidak terlibat dalam setingan aksi karena sudah berangkat dengan pesawat lewat bandara Kuabang Kao, dan aksi itu memang anak – anak itu, serta dari rumah saya dan di dukung secara moral dan material oleh Masyarakat yang selama ini loyal kepada saya mereka dukung, akhirnya demo itu terjadi,” ucapnya.
Ibu Afrida juga menegaskan bahwa dirinya bertanggung jawab secara moral terhadap anak – anak adat yang sementara memperjuangkan hak – hak Masyarakat adat, kemudian AMAN selama itu adalah untuk membela orang lemah, AMAN tetap di pihak Masyarakat dan juga instruksi dari ketua BPN mendukung perjuangan hak hak Masyarakat adat atau orang orang yang haknya asasinya di langgar.
Dia juga akan mengkaji apakah Polisi sudah bekerja sesuai SOP, jika tidak maka akan di laporkan, dan juga mereka yang tandingan dan halangi juga akan di pidanakan menurut Afrida.
(fic)