ENREKANG — LACAKPOS.CO.ID – Ratusan warga melaksanakan Sholat Idul Adha 1444 Hijriah di Masjid Nurul Muthahidah Bunu’ Dusun Bunu Desa Bubun Lamba Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang , Rabu (28/6/2023)
Dari pantauan Media ini Jamaah memadati ruang dalam dan halaman masjid yang penuh sesak. Dalam pelaksanaan sholat Idul Adha 1444H berjalan lancar dan Jamaah mengikutinya secara khusyuk.
Sholat Id dilaksanakan pukul 07.10 WIT, namun warga telah berdatangan ke Masjid itu sejak pukul 06.00.
Kali ini Pelaksanaan sholat Idul Adha ini di pimpin oleh Syafruddin Kade juga sebagai Imam Masjid Nurul Muthahidah Bunu.
Imam Masjid Syafruddin Kade selaku panitia Qurban mengatakan jumlah hewan Qurban di Dusun Bunu’ berjumlah 19 ekor ,semuanya sapi.
“Hewan kurban ini nantinya akan dilakukan penyembelihan setelah pelaksanaan sholat Idul Adha 1444 /2023 dan akan dibagikan kepada masyarakat Dusun Bunu ” katanya.
Dalam Khutbah Ustas Gunawan yang bertindak sebagai Khatib Idul Adha mengatakan bahwa Idul Adha yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia pada setiap bulan Dzulhijjah merupakan hari raya yang sangat identik dengan dua ibadah, yakni haji dan kurban.
Dalam tuntunan agama Islam, ke dua ibadah ini memang hanya bisa dilakukan pada bulan Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah adalah waktu istimewa, oleh Allah swt ditetapkan sebagai bulan mulia bulan makarra.
Hari raya Idul Adha, haji, dan kurban juga tak bisa dipisahkan dari kisah dan perjalanan hidup Nabi Ibrahim beserta keluarga karena banyak peristiwa yang mewarnai kehidupannya diabadikan dalam ritual ibadah haji dan kurban,urainya
Pada kesempatan khutbah kali ini, mari kita menapak tilas dan menelusuri kembali kisah perjalanan dan perjuangan hidup yang dialami oleh kakek moyang Nabi Muhammad saw ini yang berkaitan erat dengan ibadah haji dan kurban.
Dengan mengenang kembali perjuangan Nabi Ibrahim, diharapkan kita mampu mengambil ibrah, hikmah, dan nilai-nilai spiritual sebagai modal dalam menjalani kehidupan ini.
Olehnya itu memahami sejarah ini, mudah-mudahan kita juga bisa termotivasi untuk bisa melaksanakan ibadah haji dan kurban yang semua umat Islam pasti mengidam-idamkannya.
Kita awali kisah perjalanan dan perjuangan keluarga Nabi Ibrahim dan istrinya yang bernama Siti Hajar dari
saat Allah menganugerahi mereka seorang putra yang sudah diidam-idamkan sejak lama. Kelahiran putra yang diberi nama Ismail ini diiringi dengan perintah dan cobaan dari Allah SWT
Untuk menempatkan Siti Hajar dan Ismail di daerah lembah yang tandus dan gersang. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 37: Artinya:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di
lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati.
Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan shalat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Atas peristiwa ini Malaikat Jibril yang membawakan hewan untuk disembelih sebagai pengganti Ismail pun berseru “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” Takbir ini disambut Ibrahim dengan “Lailaha illahu Allahu Akbar” yang kemudian disambung oleh Ismail “Allahu Akbar Walillahil Hamdu.’
Dari peristiwa epik inilah, umat Islam kemudian disyariatkan untuk menyembelih hewan kurban di hari raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Peristiwa ini juga menegaskan bahwa seseorang dilarang keras mengalirkan darah manusia.
Dari peristiwa bersejarah keluarga Nabi Ibrahim ini, kita bisa banyak mengambil hikmah dan keteladanan.
“Dimulai dari keteladanan perjuangan hidup sampai dengan keteguhan iman dan takwa dalam menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya”ucapanya
Kisah-kisah Nabi Ibrahim, yang termaktub dalam Al-Qur’an dan terwujud dalam bentuk ibadah seperti Sa’i, melempar jumrah, puasa tarwiyah dan Arafah, serta menyembah.(atta)