Deny Parengkuan : FDS Hendaknya Dikaji Dan Dipertimbangkan, Faktor Psikologi Murid Sangat Menentukan

MANADO – LACAKPOS.CO.ID – Wacana Full Day School(FDS) atau penambahan waktu jam sekolah bagi siswa SD kelas atas 4,5,6 dan SMP kelasa 7,8 dan 9 hingga jam 4 sore, yang digaungkan Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mendapat tanggapan dari pemerhati pendidikan Deny Parengkuan.

Menurut pandangan Parengkuan wacana FDS itu pada esensinya sangat baik untuk anak didik yang duduk di SD kelas 4,5,6 serta SMP kelas 7,8,9 dengan tujuan sangat positif dimana guna mengembangkan bakat minat dari siswa dan siswi dalam memacu prestasi.

Hanya saja kata Parengkuan FDS ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang kurang disosialisaikan kepada murid maupun orang tua murid oleh para tenaga pendidik.

” Seperti yang sudah saya bilang wacana FDS ini amat positif namun penerapan sosialisasi itu sendiri penempatannya kurang “sreg”.

Semestinya pihak tenaga pendidik atau para guru menerapkan penempatan isue jangan mengatakan adanya penambahan jam belajar sekolah hingga sore hari kepada orang tua siswa, ” ujar Deny Parengkuan, Sabtu (22/10) kepada LacakPos dikediamannya.

Lanjutnya para guru harus panday melempar isu wacana FDS ini dengan mengarahkan sekaligus meyakinkan bagi para ortu siswa supaya ada keseriusan dan diterima akan wacana ini.

” Iya tenaga pendidik itu harus cermat baca situasi dan punya konsep menarik perhatian dari orang tua siswa supaya FDS dapat diterima oleh semua pihak, ” tukasnya.

Menambahkan sebagai pemerhati pendidikan hanya memberi masukan agar FDS perlu dikaji dan dipertimbangkan dari aspek psikologi siswa itu sendiri,karena baik individulitas maupun kelompok tentu efek psikologi amat berpengaruh kepada siswa.

” Aspek psikologi siswa entah individu ataupun kelompok pasti ada efeknya dan ini ada kaitannya dengan daya fikir maupun daya serap siswa, ” tandas Deny Parengkuan.

Hal-hal ini janganlah disepelekan mengingat pola fikir siswa semuanya tidak sama maka dari itu FDS ini harus betul-betul penuh kajian dan pertimbangan. Persoalan lainnya itu tinggal bagaimana sekolah-sekolah menyikapi sekaligus memfasilitasinya agar FDS dapat berjalan baik.

” Saya kira persoalan lain itu hanya bagian dari sekolah-sekolah yang menyikapi dan menutupi kekurangan yang ada. Tapi initinya aspek psikologi yang harus difikirkan bersama, ” pungkasnya.(kix

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *