Kakanwil Agama Sulut, H. Anwar : Agama Pedoman Hidup Rukun Dan Damai

SANGIHE – LACAKPOS.CO.ID – Kehidupan antar beragama di Sulut berjalan begitu baik dengan tingkat toleransi yang sangat tinggi,maka tak heran apa bila keberagaman agama itu indah.

Hal ini diutarakan Kepala Kantor Wilayah(Kakanwil) Agama Sulut H.Anwar Abubakar,SAg.MPd saat menyampaikan dalam kegiatan Moderasi beragama dihadapan para tokoh agama Katolik di SMA Katolik St.Agustinus Tahuna Rabu(6/7).

Menurutnya,ada segelintir orang atau kelomok yang sering berbicara atas nama kemanusian bahkan agama,tetapi justru merendahkan harkat dan martabat kemanusian itu sendiri.

” Berbicara kemanusian tetapi melakukan bom bunuh diri.Bahkan ada sekelompok orang yang mengaku merekalah yang paling benar dan yang lain salah. Kelompoknya dianggap yang masuk surga dan kelompok yang lain di neraka.Nah justru pandangan seperti ini yang jauh dari aspek agama dan kemanusian, ” sebut Kakanwil Anwar.

Maka dari itu moderasi beragama sangat di perlukan untuk menjaga cara pandang dan sikap kita dalam memahami dan mengaplikasikan ajaran agama. “Agama tidak perlu lagi di moderasi.Karena agama berasal dari benar,dari yang suci dan sakral. Tetapi cara pandang dan sikap kita yang perlu di moderasi agar menjadi moderat dan berada di tengah-tengah,tidak radikal dan juga ekstrim, ” katanya.

Dalam forum tersebut,ujar orang nomor satu di jajaran Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara(Sulut) menambahkan bahwa kerukunan itu dibutuhkan untuk memperkuat moderasi agama.

” Rukun secara internal atau sesama umat beragama ( yang berbeda agama-red ) serta rukun antara umat beragama dengan pemerintah,ini pedomannya, ” lanjut Abubakar.

Kerukunan juga dapat dicapai apa bila di suatu daerah memiliki indikator: Pertama memiliki toleransi baik itu intern,ekstern umat beragama.Kedua tidak adanya intimidasi apalagi kekerasan antara umat beragama serta menjaga dan memelihara kearifan lokal.

” Sejak dalu daerah kita di Sulawesi Utara memiliki filosofi hidup yang terkenal seperti ” Torang Samua Ciptaan Tuhan”.Nilai-nilai kearifan lokal inilah yang menjadi sumber inspirasi untuk hidup berdampingan dengan damai satu dengan yang lain, ” terang dia.

Agama pada dasarnya mengajarkan kedamaian dan cinta kasih.Dan semua agama mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lain. “Hakikatnya agama itu diturunkan Tuhan adalah untuk mengatur kehidupan manusia.Bunda Teresa berkata : Jangan membuat orang lain berlalu dari hadapanmu,tanpa orang itu merasa senang, ” ujar Anwar dihadapan tokoh agama Katolik.” Tiga tahun terakhir ini,Kementerian agama sangat intens mensosialisasikan moderasi beragama ini,dalam rangka untuk meminimalisir dan menghindari pengajaran atau praktek beragama yang berlebih-lebihan, ” tukasnya.

Lanjut,mantan Kakanwil Kemenag Sulsel ini terus berkomitmen sambil berusaha maksimal bersama Pembimas Katolik untuk memenuhi kuota penyuluh dan guru Katolik yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe.

” Nanti,kita akan usahakan-Pembimas Katolik ( Joula Makaraung-red ) akan ke Jakarta untuk membant sekiranya di tahun 2023 Pastori di Sangihe bisa mendapatkan bantuan termasuk kuota penyuluh agama Katolik.Untuk guru mohon bersabar,karena sejak tahun 2005,Kementerian Agama tidak memiliki kewenangan lagi mengangkat PNS guru agama,kewenangan itu kini berada di Pemerintah Daerah.Tapi kita akan berusaha sekiranya bisa,Kemenag bisa diberi kewenangan mengangkat tenaga pendidik dan kependidikan, ” harap Kakanwil Anwar Abubakar.

Turut hadir mendampingi Kakanwil dalam kegiatan tersebut Pembimas Katolik Joula Makarawung,Plt Kakan Kemenag Kabupaten Kepulauan Sangihe Merry Mansoara dan Pastor Paulus Salabia.(**/kix)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *