SANGIHE – LACAKPOS.CO.ID.- Pernyataan Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon yang menyebutkan TNI seperti Gerombolan dan Ormas terkait isu ketidakharmonisan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ( KSAD ), Jenderal Dudung Abdurachman dinilai hanya membuat gaduh dan mendiskreditkan TNI.
Dandim 1301/Sangihe Letkol Arm Lukas Meinardo Sormin, S.I.P., M.I.Pol saat dikonfirmasi Lacakapos.co.id.di Makodim 1301/Sangihe Rabu (14/9/2022) menyatakan,
“Saya selaku Dandim 1301/Sangihe tidak sependapat dengan pernyataan Bapak Efendi Simbolon Anggota Komisi I DPR RI.”Jelas Dandim.
“Definisi gerombolan berdasarakan kamus bahasa indonesia berkonotasi negatif sehingga apakah pantas TNI disebut gerombolan?
TNI secara khusus TNI AD tetap berpedoman pada jati diri sebagai tentara profesional yang melaksanakan tugas dengan jalur komando yang tegas dan hirarki yang jelas untuk kepentingan pertahanan negara.
Dandim juga meyakinkan masyarakat Sangihe dan Sitaro bahwa TNI tetap solid dan satu Komando bekerja untuk NKRI dan selalu siap untuk membantu masyarakat kapanpun dan dimanapun diminta.
Harapan Sormin, Efendi Simbolon menyampaikan permintaan maaf kepada TNI karena pernyataannya telah melukai hati seluruh personel TNI. Dan peristiwa ini juga semoga dapat mengingatkan seluruh rakyat Indonesia akan kepribadian bangsa Indonesia yang diwariskan oleh para pendahulu kita untuk saling menghormati, saling menghargai dan santun.
“Pengalaman saya sebagai Komandan Satuan yang sering menerima dan melaksanakan perintah-perintah pimpinan TNI maupun TNI AD menegaskan bahwa Panglima TNI dan KSAD adalah pemimpin-pemimpin yang tegas, baik dan bijaksana yang telah dibentuk melalui berbagai medan penugasan, pendidikan dan latihan sehingga mereka paham betul bahwa soliditas dan loyalitas merupakan kekuatan TNI. Kita juga mengetahui bersama bahwa keduanya merupakan dua dari banyak tokoh negara kita yang menjadi inspirasi bagi rakyat Indonesia, khususnya anak-anak muda,” Terang Dandim (**/Udy)
